09.53 -
Love
No comments
Dari Temen Jadi Demen
Kita sudah melewati fase patah hati, keki serta gondok ketika ternyata gebetan nggak punya rasa “lebih” untuk kita. Tapi ada satu hal yang masih mengganjal. Dia pengin banget temenan sama kita. Dan jika mau jujur, ia merupakan teman yang baik. Masalahnya, bisakah gebetan yang sudah menolak kita berubah menjadi teman?
Jawabannya, bisa banget! Yup, seandainya memang kita nggak “berjodoh” untuk jadian, bukan berarti kia harus musuhan, kan? Apalagi, jika memang obrolan kita sudah nyambung banget. Kalau sudah begini, pertemanan bisa sangat menyenangkan. Bahkan, siapa tahu nantinya dia akan menjadi salah satu sahabat terbaik kita. Nah, untuk memulai temenan sama mantan gebetan, diperlukan trik-trik tersendiri. Siap melakukannya?
Jawabannya, bisa banget! Yup, seandainya memang kita nggak “berjodoh” untuk jadian, bukan berarti kia harus musuhan, kan? Apalagi, jika memang obrolan kita sudah nyambung banget. Kalau sudah begini, pertemanan bisa sangat menyenangkan. Bahkan, siapa tahu nantinya dia akan menjadi salah satu sahabat terbaik kita. Nah, untuk memulai temenan sama mantan gebetan, diperlukan trik-trik tersendiri. Siap melakukannya?
Get over him. Seperti yang sempat disinggung di awal, wajar banget kalau kita mengalami fase nge-down, sebelum siap menerima kehadiran si mantan gebetan sebagai teman. Tapi setelah masa tersebut berlalu (maksimal 2 mingguan), we really have to get over him. Lalu saatnya membuka lembaran baru pertemanan.
Lupakan (sejenak) orang lain. Awalnya, mungkin banyak orang di sekitar yang akan kasak-kusuk mengenai pertemanan kita. Nggak perlu dipusingkan, deh. Palingan hanya berlangsung sementara. Dan tanpa kita sadari, mereka akan segera melupakan hal ini.
Berteman barengan. Supaya nggak merasa risih, kita bisa main bareng yang teman yang lain juga. Dengan demikian, akan semakin mudah menganggapnya sama seperti sobat biasa.
Anti jaim. Beda dengan saat menggebet, ketika berteman tentunya nggak ada saling berharap dan menjaga image. Jadi, semua akan berjalan lebih santai.
Siap jika ia menceritakan gebetan baru. Walaupun ini belum terjadi, tapi kita harus memikirkan kemungkinan itu. Wajib berbesar hati, karena hubungan kita hanyalah sebatas teman. Di sisi lain, ini juga berarti kita sangat siap mencari gebetan baru. Yeay!
Jangan terlalu perhatian. Bertemanlah sewajarnya. Nggak perlu SMS, BBM atau keseringan me-reply tweet-nya, kalau memang tidak perlu.
Tertawakan bersama masa lalu. Jangan minder dengan apa yang pernah terjadi. Percaya deh, akan tiba saatnya di mana masa lalu tersebut akan menjadi “sejarah” yang kocak antara kita dan dia.
0 komentar:
Posting Komentar